Mie instant!!! Salah satu makanan favorit yang sangat terkenal di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua dan saya sendiri pun sangat suka dengan mie instant. Meskipun mie instant tersebut enak untuk dikonsumsi, tapi makanan ini tergolong jenis makanan yang tidak sehat. Ya, didalam mie instant tersebut terdapat bahan pengawet dan lapisan lilin yang membuat mie tersebut tahan lama. Menurut petunjuk dibalik bungkusnya, mie instant dimasak dengan cara mendidihkan air kemudian memasukan mie ke dalamnya setelah itu memasukkan bumbu dan masak kira-kira 3 menit, angkat kemudian siap untuk dimakan. Sebenarnya ini adalah metode yang SALAH dalam memasak mie. Dengan cara tersebut, sebenarnya mie dimasak bersamaan dengan bumbu-bumbu di dalam air yang mendidih, yang pada dasarnya bumbu-bumbu tersebut mengandung MSG (bahan penyedap), secara tidak lansung itu akan merubah senyawa kimia dari bahan penyadap itu sendiri menjadi racun.
Oleh karena itu, saya tertarik untuk membahas cara memasak mie instan yang benar. Sehingga mengurangi kandungan bahan pengawet dan lapisan lilin pada mie tersebut.
1. Masukan air ke dalam panci kemudian tunggu hingga mendidih
2. Bila air dalam panci telah mendidih, masukan mie ke dalam air tersebut
3. Bila mie terlihat matang, angkat dan tiriskan mi dengan menggunakan saringan kemudian buang sisa air rebusan (air tersebut mengandung bahan pengawet dan lapisan lilin)
4. Selanjutnya, masukkan air kembali di dalam panci sampai mendidih, kemudian masukkan mie tersebut ke panci tersebut kemudian matikan api.
5. Ketika api dimatikan, air masih panas barulah masukkan semua bumbu\ ke dalam panci. Bila ingin membuat mie goreng maka nagkat mie tersebut kemudian tiriskan dan campurkan dengan bumbu.
6. Mie siap disajikan
Untuk perhatian, sebaiknya memasak mie ini perlu ditambahkan sayuran sehingga mengandung serat serta kalau ingin pakai telur gunakan putih telurnya saja sebagai tambahan proteinnya karena bahan bakunya sudah ada kuning telur. Hal ini diungkapkan oleh Dr Samuel Oentoro MS, SpGK, ahli gizi klinik dari FKUI-RSCM dalam wawancara dengan tim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar